Mengenal partikel yuk ~
Halo teman – teman
kembali lagi di Three Path Teacher
Bersama saya Zulfikar Alwanni akan sedikit berbagi tentang Bahasa Jepang
Mengenai Bunkei yang sebelumnya sudah pernah saya bahas
di dalam Youtube Channel Three Path Teacher.
Oke
pada pembahasan kali ini saya akan mengulas
kembali tentang :
Pola Partikel “wa” dan “Desu
Nah
sebelumnya dalam tayangan video di channel Three Path Teacher
Saya sudah
memberikan Pola ini melalui contoh kalimat :
“ Watashi wa Maiku Miira desu”
Dalam
kalimat tersebut terdapat dua kata yang saya berikan garis miring ini kita beri
nama “Pola Partikel “, Nah kita bahas yuk kedua Pola Partikel ini …
1.Pola Partikel pertama ini disebut
kata “wa”
Awas ini
bukan kata “wa” didalam huruf hijaiyah ya !
Biasanya dalam percakapan sehari hari atau pada Kalimat yang muncul di media seperti Koran dan bahan wacana kita sering kita mendengar kata “wa”, Nah Saya bocorin nih makna dari penggunaan partikel ini.
Kata “Wa” bisa di bilang
kata wajib yang khusus dimasukan ke dalam kalimat di bahasa jepang dan
ditambahkan sesudah Pelaku ( Subjek ) .
Kesimpulannya bila tidak ditemukan kata “wa” dalam sebuah kalimat dan dialog seperti gambar diatas bisa di bilang kalimat itu Hambar deh .
2. Pola Partikel kedua ini bernama
“Desu”
Lafal ucap
dimulut berbunyi “Des “
Partikel “Desu” ini biasanya ditambahkan sebelum akhir
kalimat lebih tepatnya sebelum tanda ( . ) Titik.
Fungsi Partikel ini sama
seperti “wa” yaitu kata wajib yang harus dimasukkan dalam kalimat.
Terus Kalau dibandingkan Bahasa
Indonesia Partikel “wa” dan
“desu” itu perbedannya dimana ?
A. Oke kita
perdalam lagi untuk partikel “wa” ….,
- kemiripan pada kata Bahasa Jepang “wa” di dalam Bahasa Indonesia sendiri terdapat
pada Kata “adalah “ yang berperan sebagai
pendamping subjek.
Ini Contoh
perbandingannya dalam Bahasa Jepang :
1. Watashi Maiku
Miraa. ( Salah )
2. Watashi
Maiku Miraa desu. ( Salah )
3. Watashi wa Maiku Miraa desu. ( Benar )
Ini Contoh
perbandingannya dalam Bahasa Indonesia :
1. Saya Zulfikar.
( Benar )
2. Saya adalah Zulfikar. ( Benar )
kesimpulannya
perbedaan diatas tergantung dari
kelaziman penggunaan bahasa
dimana bila
kita menulis dan mengucapkan kalimat dengan atau tanpa kata “adalah “ itu
diperbolehkan dan dapat di mengerti masyarakat Indonesia , namun berbeda
hakikatnya dimasyarakat Jepang dimana penggunaan partikel “wa” memang perlu dimasukkan dalam bentuk lisan dan
tulisan sebagai pemerjelas.
NOTE : Kata “wa” makna / arti bahasa Indonesianya
sendiri bukan kata “ adalah “ melainkan hanya sebagai pola partikel.
B. Kata “Desu “
Sama seperti “wa “ kata ini sendiri tidak memiliki arti di Indonesia
tetapi perlu dimasukan pada setiap kalimat didalam Bahasa Jepang .
Note : Penggunaan Kata Desu merupakan suatu kelaziman atau kebiasaan masyarakat Jepang dalam menjelaskan benda , keadaan , dan tempat sebagai bentuk sopan .
Nah sekarang teman teman sudah bisa mengetahui nih penggunaan partikel sederhana ( Bunkei ) pola kalimat di dalam Bahasa Jepang .
Bila ada penjelasan yang kurang jelas bisa ditanyakan
dikolom Komentar yang tersedia dan jika kalian suka dengan artikel kami di bagikan ya keteman temannya :-)
No comments:
Post a Comment